Radio Pancar Ulang (RPU), atau juga dikenal dengan kata Repeater berfungsi untuk memperluas pancaran sebuah radio komunikasi. RPU/Repeater biasanya terletak di tempat yang tinggi, seperti gunung atau puncak gedung agar terbebas dari halangan. Pancaran dari tempat yang lebih rendah yang biasanya terhalang gedung atau gunung akan diterima oleh RPU/Repeater, lalu dipancarkan kembali.
Berikut ini catatan dari beberapa RPU/Repeater di frekuensi ORARI, RAPI dan yang diluar kedua organisasi tersebut. RPU/Repeater ini bisa dijangkau dari sekitar Jakarta-Tangerang, tentunya dengan menggunakan radio dan antenna yang sesuai.
Daftar RPU/Repeater ORARI
146.640 MHz, Dup: -600, Tone: 88.5 – ORARI Lokal Kota Bogor, lokasi: Gunung Salak
146.660 MHz, Dup: -600, Tone: 88.5 – ORARI Daerah DKI Jakarta, lokasi: Gedung BNI 46
146.680 MHz, Dup: -600, Tone: 88.5 – ORARI Lokal Jakarta Selatan, lokasi: Jl. Terusan Kuningan
146.700 MHz, Dup: -600, Tone: 88.5 – ORARI Lokal Jakarta Utara, lokasi: Apartemen Robinson
146.720 MHz, Dup: -600, Tone: 88.5 – ORARI Daerah Jawa Barat, lokasi: Tangkuban Perahu
146.740 MHz, Dup: -600, Tone: 88.5 – ORARI Lokal Tangerang, lokasi: Gunung Karang
146.820 MHz, Dup: -600, Tone: 88.5 – ORARI Lokal Jakarta Pusat, lokasi: Jl. Gajah Mada
146.860 MHz, Dup: -600, Tone: 88.5 – ORARI Lokal Jakarta Timur, lokasi: Kalimalang
146.900 MHz, Dup: -600, Tone: 88.5 – ORARI Lokal Kabupaten Bogor, lokasi: Pasir Sumbul, Puncak
146.940 MHz, Dup: -600, Tone: 88.5 – ORARI Lokal Tangerang Selatan, lokasi: Kantor Walikota Tangerang Selatan
437.900 MHz, Dup: -5.000, Tone: 88.5 – ORARI Daerah DKI Jakarta
434.620 MHz, Dup: -4.000, Tone: 88.5 – ORARI Lokal Jakarta Pusat, lokasi: Jl. Gajah Mada
Daftar RPU/Repeater RAPI
Dalam bencana banjir di awal tahun 2020, RPU RAPI ini aktif dalam koordinasi penyaluran bantuan dan update situasi daerah bencana
142.020, Dup: +1500 – Pancar Ulang 1 (PACUL1)
142.080, Dup: +1500 – Pancar Ulang RAPI DKI Jakarta
142.960, Dup: -2000 – Panar Ulang RAPI Tangerang Selatan
Daftar RPU/Repeater Umum
RPU/Repeater umum ini berada diluar frekuensi ORARI dan RAPI. Bebas masuk asal sopan.
Antena base station yang dinamai flower pot (Pot Bunga) ini dipopulerkan oleh seorang Amatir Radio asal Australia bernama John dengan callsign VK2ZOI. John membagikan cara membuat antena Flower Pot untuk frekuensi VHF di tautan ini.
Antena Flower Pot dari VK2ZOI saat ini masih menjadi antena utama dari base station amatir saya. Awalnya saya mencari cara membuat antena 2 meter untuk base station, yang cukup simple, dengan bahan yang mudah didapat, dan harga yang bersahabat. Antena flower pot ini memenuhi semua kriteria di atas. Antena ini bis dibuat dengan modal kurang dari 100 ribu. Bahkan bisa lebih murah kalau kita sudah memiliki sebagian bahan sisa bangunan, seperti pipa PVC. Instruksi untuk membuat antena Flowerpot pernah saya bagikan di tautan ini.
Sejak terpasang, efisiensi antena flowerpot ini terus membuat saya kagum. Terutama, karena antena ini terbuat dari bahan-bahan sederhana yang bisa dengan mudah ditemui. Waktu yang diperlukan juga tidak banyak, hanya sekitar 1 jam.
Beberapa hari yang lalu antena Flowerpot ini baru membuat rekor baru. Hanya dengan daya 5 watt, saya bisa berkomunikasi direct/simplex dengan seorang Amatir Radio di Kelapa Gading bernama Wahyu, dengan callsign YG0GLE.
Apabila diukur melalui Google Map, jarak komunikasi ini adalah 26 kilometer lebih. Komunikasi ini juga melalui area pusat kota Jakarta di sekitar Gatot Subroto, yang dipenuhi gedung-gedung pencakar langit.
Report penerimaan komunikasi dengan daya 5 watt ini cukup bersih dari kedua sisi. Komunikasi baru sedikit terganggu oleh noise ketika daya diturunkan menjadi 3 watt. Rig yang digunakan oleh saya adalah Alinco DR-135 MKIII, sedangkan YG0GLE menggunakan rig Motorola GM 338.
Jadi, untuk yang masih bingung mau pakai antena 2 meter seperti apa, ayo segera dibuat antena Flowerpot 2 meter ini.
Tertarik untuk menggunakan HT untuk komunikasi? Atau memang hobi ngobrol dan ngulik radio komunikasi? Penggunaan HT dan radio komunikasi untuk hobi, dan non-komersial lainnya tetap membutuhkan ijin, supaya tidak bertabrakan dengan pengguna lainnya seperti polisi dan petugas keamanan.
Ijin ]penggunaan radio komunikasi seperti HT, untuk tujuan non-komersial, adalah berupa Ijin Amatir Radio atau Ijin Komunikasi Radio Antar Penduduk. Kedua ijin tersebut dikeluarkan oleh Direktorat Jendral SDPPI, bagian dari Kementrian Komunikasi dan Informatika. Dengan terbitnya Peraturan Menteri KOMINFO no 17/2018, kedua ijin tersebut bisa didapatkan secara daring melalui situs SDPPI: https://iar-ikrap.postel.go.id. Dengan semakin mudahnya untuk mendapatkan ijin penggunaan radio komunikasi non-komersial, tidak ada alasan untuk menggunakan radio komunikasi seperti HT tanpa ijin bukan?
Lah, kalau ada 2 ijin, mana yang sebaiknya dipilih? Mana yang lebih baik dari kedua ijin tersebut?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari kita kupas satu-satu antara Ijin Amatir Radio (IAR) dan Ijin Komunikasi Radio Antar Penduduk (IKRAP).
Ijin Komunikasi Radio Antar Penduduk (IKRAP)
Mari kita mulai dengan Ijin Komunikasi Radio Antar Penduduk, atau disingkat dengan IKRAP. Sesuai namanya, ijin ini ditujukan untuk pengguna radio komunikasi non komersial yang hobi ngobrol.
IKRAP ini dulunya dikenal dengan radio Citizen Band, atau disingkat radio CB. Radio CB ini juga banyak diadopsi di beberapa negara. Meskipun di beberapa negara penggunaan radio CB tidak memerlukan ijin khusus, di Indonesia penggunaan radio CB dan frekuensinya masih memerlukan Ijin Komunikasi Radio Antar Penduduk (IKRAP).
Persyaratan untuk mendapatkan IKRAP relatif mudah. Yang diperlukan hanya hasil pindai KTP dan foto ukuran 3×4 dengan latar belakang biru. Kemudian melakukan di situs https://iar-ikrap.postel.go.id, dan menggunggah kedua persyaratan diatas. Setelah melakukan pembayaran maka IKRAP akan terbit dalam waktu 1 hari kerja. Untuk detail proses mendapatkan IKRAP bisa dilihat di tulisan dalam tautan berikut.
Dengan kemudahan ini, IKRAP memiliki lebih banyak keterbatasan apabila dibandingkan dengan IAR. Pertama, frekuensi yang terbatas, karena IKRAP hanya memiliki alokasi di VHF 2 meter (142 – 143.6 MHz) dan HF 10 meter (26.9 – 27.4 MHz). Batasan kedua adalah daya pancar maksimum sebesar 12 Watt di pita HF dan 25 Watt di pita VHF. Demikian juga dengan perangkat pancar ulang (repeater), hanya diijinkan di pita VHF dengan daya maksimum 50 Watt. Ketiga, IKRAP hanya diijinkan melakukan komunikasi dalam negeri saja.
Ijin Amatir Radio (IAR)
Berbeda dengan IKRAP, Ijin Amatir Radio (IAR) adalah ijin penggunaan spektrum radio non-komersial yang ditujukan untuk pengguna radio yang hobi melakukan eksperimen. Rata-rata penggiat radio amatir ini memiliki latar belakang atau minta tinggi pada elektronika.
Ijin Amatir Radio baru bisa didapatkan setelah melalui ujian. Ujian ini disebut Ujian Negara Amatir Radio (UNAR), yang diselenggarakan oleh Balai Monitor (BALMON), bagian dari Kementrian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO). Dalam ujian ini peserta diuji mengenai pengetahuan elektronika dan teknik radio komunikasi. Setelah lulus dari UNAR, baru seseorang bisa mendapatkan Ijin Amatir Radio.
Semua kerumitan permohonan Ijin Amatir Radio diperlukan untuk memastikan seorang pemegang IAR memiliki pengetahuan cukup, karena IAR memiliki jangkauan operasional yang sangat luas. Jumlah frekuensi yang bisa digunakan jauh lebih banyak. Daya pancar yang diperbolehkan juga jauh lebih besar. Bahkan, Ijin Amatir Radio ini merupakan ijin yang diakui secara internasional, sehingga apabila berkomunikasi dengan radio amatir dari negara lain, seorang pemegang IAR juga mewakili Indonesia. Maka dari itu, materi yang diujikan dalam UNAR juga sesuai dengan standar internasional.
Untuk yang berminat mendapatkan IAR, pendaftaran untuk mengikuti UNAR bisa dilakukan secara daring. Cara pendaftaran bisa dilihat dari tautan ini.
Ijin Manakah Yang Cocok
Untuk menentukan ijin mana yang lebih cocok, antara Ijin Amatir Radio (IAR) atau Ijin Komunikasi Radio Antar Penduduk (IKRAP), pertama-tama perlu dilihat minat dalam radio komunikasi. Apakah minat anda hanya sekedar ngobrol, atau tertarik untuk melakukan eksperimen, membuat antena, bahkan berkomunikasi dengan satelit? Apabila hanya ngobrol, maka IKRAP lebih mudah untuk didapatkan. Tetapi apabila minat untuk eksperimen, hal ini hanya bisa dilakukan dengan Ijin Amatir Radio.
Kedua, apakah bersedia mempersiapkan diri untuk mengikuti UNAR? Materi elektronika dan teknik radio yang diujikan dalam UNAR membutuhkan persiapan, terutama bagi yang tidak memiliki latar belakang elektronika.
Atau kalau masih bingung, bisa juga dipilih keduanya. IAR dan IKRAP bisa dimiliki secara bersamaan, sehingga bisa dimulai dari memiliki IKRAP dulu karena lebih mudah, lalu dilanjutkan ikut UNAR dan mendapatkan Ijin Amatir Radio.
Ijin manapun yang akhirnya dipilih, perlu diingat bahwa IAR dan IKRAP adalah ijin penggunaan radio untuk keperluan non-komersial. Artinya tidak boleh dipergunakan untuk keperluan bisnis, serperti untuk bisnis sekuriti, pergudangan, kapal, event organizer, dan lain-lain. Untuk keperluan bisnis, ada jalurnya lagi untuk mendapatkan ijin frekuensi.
Di akhir tahun 2018, Kementrian Komunikasi dan Informatika menerbitkan Peraturan Menteri KOMINFO No 17 Tahun 2018. Peraturan ini merupakan penggabungan dan pembaharuan dari beberapa Peraturan Menteri KOMINFO sebelumnya yang mengatur tentang kegiatan radio amatir dan komunikasi radio antar penduduk (KRAP).
Selain perubahan mengenai frekuensi radio amatir maupun radio antar penduduk, perubahan yang paling signifikan dari peraturan Menteri KOMINFO 17/2018 adalah diterapkannya permohonan daring (online) untuk Ijin Amatir Radio (IAR) dan Ijin Komunikasi Radio Antar Penduduk (IKRAP). Permohonan melalui daring ini dilakukan melalui situs IAR-IKRAP yang sudah diujicoba setidaknya 1 tahun terakhir.
Dengan melalui situs IAR-IKRAP, proses permohonan IKRAP bisa dilakukan sebagai berikut:
Siapkan file pas foto dengan latar belakang berwarna biru, dan scan KTP.
Lakukan pendaftaran pengguna dengan menggunakan email. Pastikan email masih bisa diakses, karena akan dilakukan verifikasi dan komunikasi untuk pembayaran dan penerbitan IKRAP.
Setelah melakukan pendaftaran, klik tautan verifikasi yang dikirim melalui email.
Login kembali pada situs IAR-IKRAP. Di sebelah kiri akan ada tautan untuk mengajukan permohonan IKRAP baru
Isi data yang diminta, sesuai dengan KTP
Setelah pengisian data selesai, sistem IAR-IKRAP akan mengirimkan tagihan pembayaran IKRAP ke email yang terdaftar. Tagihan ini bisa dibayar di ATM Mandiri atau BRI.
Setelah pembayaran, sistem IAR-IKRAP akan langsung memproses penerbitan IKRAP. Pengalaman saya dalam waktu kurang dari 24 jam sejak pembayaran, IKRAP sudah terbit.
IKRAP bisa diunduh melalui situs IAR-IKRAP
Callsign IKRAP diberikan secara acak oleh sistem.
Proses ini jauh lebih cepat dibandingkan proses yang lama. Beberapa orang bahkan harus menunggu berbulan-bulan sejak pembayaran hingga IKRAP terbit.
Selanjutnya, sesuai peraturan Menteri KOMINFO, setelah mendapatkan IKRAP dan Callsign, kita wajib mendaftarkan diri dalam waktu 30 hari sejak IKRAP terbit ke organisasi Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI), yang menaungi kegiatan Komunikasi Radio Antar Penduduk. Lokasi RAPI untuk mendaftarkan harus sesuai dengan alamat KTP kita ya. Misalnya alamat KTP di Jakarta Selatan, maka harus mendaftar melalui RAPI Lokal Jakarta Selatan.
Mari kita tunggu, semoga proses pendaftaran RAPI pun bisa dilakukan secara daring. Dan semoga penggunaan frekuensi dan perangkat radio pun semakin tertib dengan dipermudahnya proses mendapatkan ijin.
Mendapatkan Ijin Amatir Radio buat saya adalah hasil dari penantian panjang. Bukan saja hanya menunggu dari sejak selesai ujian tanggal 23 September 2018, hingga IAR selesai di akhir Februari 2019, sekitar 5 bulan. Ijin Amatir Radio ini merupakan salah satu cita-cita yang sudah ada sejak kuliah sekitar 20 tahun silam.
Ketertarikan saya terhadap dunia radio berawal dari masa kuliah di tahun 1990-an. Sebagai mahasiswa jurusan elektro, saya diperkenalkan dengan dunia radio pada masa kemping ospek mahasiswa baru di tahun ketiga kuliah. Tidak banyak yang diperkenalkan. Hanya sebatas fungsi HT, basecamp yang juga merangkap sebagai stasiun pancar ulang (repeater), dan fungsi duplex untuk komunikasi via repeater. Pada saat itu dimana telepon genggam masih sebuah barang mewah untuk mahasiswa seperti saya, komunikasi nirkabel melalui HT adalah sesuatu yang keren.
Perlengkapan radio komunikasi seperti HT saat itu dijual di daerah Glodok. Merek-merek dari Jepang seperti Icom dan Kenwood merajai pasar ini, sementara merek Amerika diwakili oleh Motorola. Harganya cukup mahal,, sekitar 2 jutaan. Ditambah krisis moneter yang melanda Asia Tenggara di tahun 1997-1998, termasuk Indonesia, membuat harga perlengkapan impor seperti HT menjadi melambung. Saya pun melupakan hobi ini semenjak lulus kuliah.
Entah kenapa di tahun 2015 minat saya terhadap radio komunikasi kembali muncul. Dengan difasilitasi oleh toko daring, saya membeli HT Baofeng, buatan China dengan harga sekitar 500 ribu. Harga yang sangat murah dibandingkan harga HT Jepang atau Amerika di tahun 1998. Sambil menunggu kiriman tiba saya juga mencari tahu proses perijinan penggunaan radio komunikasi. Saat itu saya menemukan dua jenis ijin untuk penggunaan non-komersial, yaitu Ijin Radio Amatir (IAR) dan Ijin Komunikasi Radio Antar Penduduk (IKRAP).
Tantangan selanjutnya adalah bagaimana cara mendapatkan salah satu, atau kedua ijin tersebut? Yang ajaib, di tahun 2015 dimana internet sudah bisa diakses melalui telepon genggam, informasi mengenai IAR dan IKRAP sangatlah minim. Sesaat saya berpikir bahwa hobi ini sedang mati perlahan-lahan, karena orang lebih memilih berkomunikasi melalui internet. Lagi-lagi saya melupakan hobi ini, dan HT Baofeng yang sudah terlanjur saya beli hanya menjadi sarana untuk mendengarkan radio patroli jalan raya atau pertugas keamanan di lingkungan perumahan.
Tiga tahun kemudian, di awal tahun 2018 disaat sedang tidak terlalu sibuk, pencarian mengenai IAR ini mengantar saya ke rancangan peraturan Menkominfo mengenai pengurusan IAR dan IKRAP secara online. Ah, ternyata hobi ini belum mati. Rancangan peraturan Menkominfo ini mulai di uji coba dengan pendaftaran Ujian Negara Amatir Radio (UNAR). Hasil ujian diumumkan di hari yang sama, jauh lebih cepat dari UNAR sebelumnya yang bisa makan waktu berminggu-minggu untuk mendapatkan hasil.
Setelah dinyatakan lulus UNAR, proses perndaftaran IAR dan Kartu Tanda Anggota (KTA) ORARI masih dilakukan secara manual mengikuti peraturan Menkominfo lama yang saat itu masih berlaku. Peraturan tersebut menyatakan kalau IAR dan KTA ORARI akan selesai dalam waktu 10 hari kerja sejak berkas diterima oleh SDPPI, bagian dari Kementrian KOMINFO yang bertugas mencetak IAR. Akan tetapi, hingga 2 bulan lebih masih belum ada kabar.
Rancangan Peraturan Menkominfo tersebut sudah menjadi peraturan yang resmi tepat di hari terakhir 2018. Dalam PERMEN KOMINFO 17/2018 tentang Radio Amatir dan Komunikasi Radio Antar Penduduk disebutkan kalau IAR & IKRAP secara daring akan diterbitkan 1 hari kerja sejak pembayaran diterima. Saya sempat berharap kalau permohonan IAR saya akan mengikuti peraturan yang baru ini. Tetapi, karena sudah terlanjur diserahkan sebelum peraturan ini berlaku, maka masih mengikuti peraturan lama, dan masih harus menunggu lagi.
Hingga akhirnya di akhir Februari 2019 saya mendapatkan kabar kalau IAR dan KTA sudah selesai dicetak. Yah, hitung-hitung, IAR yang saya terima merupakan batch terakhir yang masih berupa kartu plastik, karena IAR yang diterbitkan secara daring hanya berupa file PDF.
eQSO adalah teknologi Voice over IP (VoIP) yang terhubung dengan frekuensi radio, melalui eQSO gateway. Di dalam dunia radio amatir Indonesia, eQSO dimanfaatkan untuk menghubungkan beberapa gateway VHF di seluruh Indonesia, sehingga bisa digunakan untuk komunikasi antar pulau melalui frekuensi 2m.
Berikut ini adalah frekuensi eQSO gateway yang terhubung dalam jaringan eQSO ORARI Digital. eQSO gateway ini dikelola oleh para sukarelawan radio amatir, sehingga kadang-kadang mungkin tidak aktif.
Gateway Pamulang, Tangerang Selatan (YD1VCN-L): 147.660
eQSO adalah sebuah sistem komunikasi Radio over IP (RoIP) yang dikembangkan oleh penggiat radio amatir. Nama eQSO berasal dari Q-code QSO, yang artinya pertukaran informasi telah terjadi dalam dunia komunikasi radio. Penambahan huruf ‘e’ sehingga menjadi eQSO melambangkan bahwa komunikasi terjadi melalui internet, seperti halnya email.
Malam ini saya mencoba untuk pertama kalinya ikut NET Room NASIONAL di eQSO Indonesia. Rencana awal ingin mencoba gateway eQSO Pamulang. Tapi sepertinya malam ini eQSO Gateway Pamulang sedang tidak aktif. Akhirnya dicoba alternatif lain menggunakan aplikasi eQSO PMR Radio yang bisa diunduh di website PMR Radio atau melalui website ordigi.net. Setting dari aplikasi eQSO bisa dilihat pada gambar di bawah ini.
Sebelum menekan tombol PTT dan melakukan check in, saya mendengarkan 1-2 putaran NET untuk mengetahui siapa NET control malam ini dan menilai kualitas koneksi. NET control malam ini adalah YD6ROA dengan operator Aris.
“Sierra Papa Uniform, diulang, Sierra Papa Uniform”, saya memulai check in pada NET Room Nasional eQSO Indonesia dengan mengeja suffix callsign. Setelah menunggu beberapa saat, NET Control memanggil callsign saya. Pertukaran berita yang terjadi adalah volume microphone saya yang agak kecil, namun masih bisa terdengar.
Check in perdana malam ini berlangsung lancar. NET Control bung Aris pun menyambut saya sebagai peserta baru di NET Room Nasional eQSO Indonesia. Rencana selanjutnya adalah dengan melakukan NET Check In dengan menggunakan radio genggam apabila eQSO gateway Pamulang sudah kembali mengudara.
AWSome Day adalah sebuah acara yang diadakan oleh Amazon bersama beberapa sponsor partner, dengan tujuan untuk memperkenalkan teknologi dan kemampuan komputasi awan Amazon Web Service (AWS). Acara ini adalah yang ketiga yang diadakan di Jakarta. Sebagai pengguna Amazon Web Service, tahun lalu saya mendapatkan undangan untuk menghadiri acara ini. Namun pekerjaan menghalangi saya untuk menhadiri AWSome Day tahun 2014. Ketika mendapatkan undangan untuk menghadiri acara AWSome Day 2015 tanggal 8 September yang lalu, saya langsung berusaha mengosongkan jadwal di hari itu. Dan 10 menit sebelum acara dimulai, saya tiba di Hotel JS Luwansa, tempat acara AWSome Day berlangsung. Saya cukup terkejut melihat banyaknya orang yang hadir. Bukan hanya anak-anak muda, tapi juga orang-orang yang terlihat cukup berpengalaman di perusahaan besar. Kurang lebih ada sekitar 500 orang yang menhadiri acara ini.
Secara umum acara berlangsung baik dan tepat waktu. Makanan yang disediakan Hotel JS Luwansa juga cukup nikmat. Berikut ini beberapa catatan saya mengenai acara AWSome Day Indonesia tanggal 8 Agustus yang lalu:
Pengenalan tentang AWS Lambda, layanan baru yang diluncurkan oleh Amazon Web Service pada bulan November 2014. AWS Lambda ini berupa worker yang akan diaktifkan berdasarkan kejadian-kejadian tertentu. Salah satu penggunaan yang menurut saya cukup menarik adalah dengan melakukan integrasi dengan Arduino/Raspberry Pi. Lambda worker lalu bisa merespon dan melakukan aktifitas tertentu berdasarkan hasil dari sensor Arduino.
Kesempatan untuk berdiskusi dengan Solution Architect Amazon Web Service. Terdapat beberapa Solution Architect dengan spesialisasi tertentu yang sipa berdiskusi mengenai kebutuhan para peserta. Menurut saya, jumlah Solution Architect yang ada kurang sebanding dengan jumlah peserta yang hadir.
Ternyata cukup banyak perusahaan lokal Indonesia yang sudah menggunakan Amazon Web Service. Beberapa diantaranya yang saya ingat dan sering saya gunakan: Kompas Cyber Media dan Traveloka. Hal ini membuat saya berpikir, kenapa tidak ada perusahaan komputasi awan lokal yang dapat memenuhi kebutuhan mereka dengan harga yang lebih kompetitif?
Program Amazon Activate untuk perusahaan-perusahaan kecil yang mau memulai bisnisnya (startup). Program ini menyertakan pelatihan gratis untuk memahami dan lab untuk mencoba kemampuan Amazon Web Service. Untuk mendaftar program ini bisa dilakukan di tautan ini.
Demo AWS CloudFormation untuk membantu konfigurasi perangkat di Amazon Web Service. Dalam demo ditunjukkan bertapa mudahnya untuk memasang aplikasi WordPress di Amazon Web Service. Hanya dalam waktu 15 menit, WordPress siap digunakan. Dan apabila diperlukan untuk konfigurasi WordPress di regional AWS lainnya (misalnya untuk Disaster Recovery), maka template yang sama bisa langsung digunakan.
Setelah acara selesai, rasanya tidak sabar untuk segera pulang dan merencanakan proyek selanjutnya dengan menggunakan AWS Lambda untuk melakukan proses berdasarkan sensor dari Arduino, atau menggunakan CloudFormation untuk melakukan migrasi blog WordPress ini. Nantikan instruksi-instruksi selanjutnya dengan menggunakan Amazon Web Service
Ujian Negara Amatir Radio (UNAR) diadakan oleh pemerintah melalui Organisasi Amatir Radio Indonesia (ORARI) untuk menguji kecakapan seseorang dalam mengoperasikan perangkat radio. Kelulusan ujian ini adalah syarat untuk menjadi anggota ORARI, sehingga bisa melakukan eksperimen radio dengan menggunakan frekuensi kerja ORARI secara legal.
Untuk yang tinggal di Jakarta, Tangerang dan sekitarnya, Ujian Negara Amatir Radio (UNAR) 2015 akan diadakan dengan jadwal sebagai berikut:
Ujian Negara Amatir Radio di Jakarta
Tanggal ujian: Bulan September 2015, tanggal masih belum dipastikan
Lokasi: belum dipastikan
Penyelenggara: ORARI Daerah Jakarta (ODJ)
Tempat pendaftaran: Sekretariat ORARI Daerah Jakarta, Gedung Prasada Sasana Karya Jl. Suryopranoto No. 8 Lt. 1, Jakarta 10130. diatas jam 17.00
Jadwal Bimbingan Organisasi: seminggu sebelum ujian di Gedung Prasada Sasana Karya Jl. Suryopranoto No. 8 Lt. 1, Jakarta 10130
Syarat pendaftaran:
Fotocopy KTP= 1 lbr
Pasphoto 4×6= 5 lbr dg latar belakang merah
Membayar uang ujian Rp.165.000,- yg lalu (dapat buku Panduan/Pedoman n Kartu Peserta Ujian)
Ujian Negara Amatir Radio di Tangerang Selatan
Tanggal Ujian: Minggu 11 Oktober 2015
Lokasi: Puspitek, Bumi Serpong Damai, Tangerang
Penyelenggara: ORARI Daerah Banten Lokal Tangerang Selatan
Tempat pendaftaran: Sekretariat ORARI Lokal Tangerang Selatan, Jalan Pamulang Permai I Blok B 17/6 Pamulang – Tangerang Selatan 15417
Syarat Pendaftaran:
Melampirkan pas foto 4×6 3 lembar dengan latar belakang merah, dan 2×3 3 lembar dengan latar belakang merah
Melampirkan fotokopi KTP yang masih berlaku
Membayar biaya ujian Rp. 200.000
Catatan
Ujian Negara Amatir Radio ini terbuka untuk semua orang terlepas dari tempat tinggal/wilayah domisili. Kalau lulus ujian, pedaftaran anggota ORARI harus sesuai dengan domisili yang tercatat di Kartu Tanda Penduduk (KTP)