Biaya Pasang Rig di Mobil

Beberapa teman pernah bertanya, berapa sih biaya pasang rig di mobil? Jawaban yang paling jujur sih ya tergantung kebutuhan dan kecanggihan radio rig yang dibutuhkan. Istilahnya, the sky is the limit. Apalagi kalau kita ingin beroperasi di HF, dengan power yang cukup besar sehingga membutuhkan booster dan peningkatan kemampuan sistem kelistrikan listrik.

Meskipun hanya ingin berkomunikasi di frekuensi VHF 2 meter dan UHF 70 cm, biaya yang dibutuhkan juga masih sangat beragam. Seorang teman butuh radio rig dengan kemampuan menjadi cross band repeater. Harganya tentu saja berbeda dengan rig VHF single band.

Berikut ini pengalaman saya memasang radio rig di mobil untuk kebutuhan komunikasi radio amatir. Kebutuhan saya simple, hanya kemampuan berkomunikasi di VHF dan UHF (dual band), tanpa perlu kemampuan crossband repeater. Power juga cukup sesuai bawaan radio rig, karena saya tidak mau sampai meningkatkan sistem kelistrikan bawaan mobil.

Untuk kebutuhan saya di atas, perangkat yang dibutuhkan dan biaya yang dikeluarkan adalah sebagai berikut. Untuk yang ingin tahu ringkasannya bisa langsung menuju bagian akhir dari tulisan ini.

Radio Rig: Mini Rig China Dual Band

Budget: Rp. 1.000.000. Radio ini dijual dengan banyak merek, diantaranya Weirwei, QYT, KYT, Asimoton, dan banyak nama lainnya. Selain harganya yang murah, radio ini juga memenuhi kebutuhan komunikasi yang saya perlukan. Merk yang saya pilih adalah Asimoton-9900, yang reviewnya bisa dibaca di tautan ini.

Kabel Coaxial RG-58

Budget: Rp. 100.000. Banyak yang bilang kalau kabel teflon dan dilapis perak akan mengurangi daya yang hilang pada saat memancar/menerima. Tapi menurut saya, dengan panjang hanya 3 – 5 meter, selisih daya yang hilang mungkin tidak signifikan dibandingkan harga kabel tersebut. Oleh karena itu saya memilih kabel RG-58 biasa, yang sudah terpasang konektor di ujung-ujungnya.

Antena: Super Gainer Mini SGM-507.

Budget: Rp. 300.000. Sebelumnya saya mencoba antena yang lebih pendek, tapi entah kenapa, kemampuan memancar dan menerima menjadi kurang sempurna. Antena ini saya pilih karena tingginya ketika dipasang masih tidak melebihi 2.1 meter, ketinggian palang tol untuk mobil kecil.

Sedikit catatan tambahan untuk antena Super Gainer Mini ini. Dengan harga 300 ribu sudah dipastikan bahwa antena ini bukanlah asli buatan Diamond. Namun demikian, saya sarankan untuk membeli di toko antena yang terpercaya, karena meskipun bukan antena asli, antena KW juga memiliki kualitas yang berbeda-beda.

Bracket Antena: D-Antenna EM-90

Budget: Rp. 100.000. Bracket ini adalah jenis yang dijepit di kap mesin. D-Antenna EM-90 memiliki 3 axis sehingga memiliki jenis setelan yang lebih fleksible.

Sama seperti antena, dengan harga ini bracket yang didapat kemungkinan besar bukan buatan asli D-Antenna. Tapi kebanyakan merk yang bukan asli pun cukup kuat untuk menahan antena SGM-507

Kabel DC: NYAF 2.5mm AWG 14

Budget: Rp. 45.000. Nah, untuk yang ini jangan main-main, karena bisa menyebabkan mobil terbakar. Cari kabel dengan kualitas bagus. Tidak harus kabel yang mahal ya, yang penting kualitas bagus dan tahan panas. Kabel ini bisa diganti dengan ukuran yang lebih besar, apalagi kalau menggunakan radio dengan daya besar.

DIbutuhkan 2 buah kabel, masing-masing untuk kutub positif dan negatif kabel. Panjang yang dibutuhkan kurang lebih 3-5 meter untuk masing-masing kabel

Soket Kabel DC

Budget: Rp. 20.000. Soket ini digunakan untuk menghubungkan kabel DC dari aki dengan radio. Kalau bingung cari di mana, bisa cari online, atau biasanya juga banyak dijual di toko aksesoris mobil. Sesuaikan dengan jenis konektor DC yang ada di radio.

Kotak Sekring Mobil + Sekring

Budget: Rp. 30.000. Ini juga dua buah barang penting untuk mencegah mobil terbakar. Apabila dihubungkan langsung ke aki mobil, masing-masing kabel DC positif dan negatif membutuhkan sekring. Mengapa begitu? Karena apabila terjadi putus hubungan antara kabel dari aki ke rangka mobil, maka seluruh arus listrik mobil yang menuju aki akan melewati kabel DC radio. Hal ini akan menyebabkan kelebihan arus dan bisa menyebabkan kebakaran.

Gunakan ukuran sekring yang sesuai dengan daya radio. Pada kebanyakan instalasi, sekring 5-10 amper biasanya sudah cukup.

Jasa Pemasangan

Budget: Rp. 200.000. Biaya ini bisa dihilangkan apabila memasang sendiri, atau meminta bantuan teman. Biaya ini juga bisa berubah sesuai dengan kerumitan mobil yang akan dipasang.

Penutup

Jadi, kira-kira, berapa biaya pasang rig di mobil? Berikut ini ringkasan biayanya:

  1. Radio/Rig: Rp. 1.000.000
  2. Kabel Coaxial: Rp. 100.000
  3. Antena Super Gainer Mini: Rp. 300.000
  4. Bracket Antena: Rp. 100.000
  5. Kabel DC: Rp. 45.000
  6. Socket Kabel DC: Rp. 20.000
  7. Kotak Sekring + Sekring: Rp. 30.000
  8. Jasa Pemasangan: Rp. 200.000

Total biaya adalah sebesar Rp. 1.795.000.

Tentu saja biaya ini bisa berubah apabila memilih radio yang lebih bagus, memilih antena lain yang mau dipasang, dan tergantung jenis mobilnya.

Dan jangan lupa, kalau radionya sudah dipasang di mobil, ijin penggunaannya juga harus diurus. Untuk penggunaan non-komersial, bisa menggunakan Ijin Amatir Radio (IAR) atau Ijin Komunikasi Radio Antar Penduduk (IKRAP).

Daftar RPU/Repeater ORARI, RAPI dan Umum di Sekitar Jakarta-Tangerang

Radio Pancar Ulang (RPU), atau juga dikenal dengan kata Repeater berfungsi untuk memperluas pancaran sebuah radio komunikasi. RPU/Repeater biasanya terletak di tempat yang tinggi, seperti gunung atau puncak gedung agar terbebas dari halangan. Pancaran dari tempat yang lebih rendah yang biasanya terhalang gedung atau gunung akan diterima oleh RPU/Repeater, lalu dipancarkan kembali.

Berikut ini catatan dari beberapa RPU/Repeater di frekuensi ORARI, RAPI dan yang diluar kedua organisasi tersebut. RPU/Repeater ini bisa dijangkau dari sekitar Jakarta-Tangerang, tentunya dengan menggunakan radio dan antenna yang sesuai.

Daftar RPU/Repeater ORARI

  • 146.640 MHz, Dup: -600, Tone: 88.5 – ORARI Lokal Kota Bogor, lokasi: Gunung Salak
  • 146.660 MHz, Dup: -600, Tone: 88.5 – ORARI Daerah DKI Jakarta, lokasi: Gedung BNI 46
  • 146.680 MHz, Dup: -600, Tone: 88.5 – ORARI Lokal Jakarta Selatan, lokasi: Jl. Terusan Kuningan
  • 146.700 MHz, Dup: -600, Tone: 88.5 – ORARI Lokal Jakarta Utara, lokasi: Apartemen Robinson
  • 146.720 MHz, Dup: -600, Tone: 88.5 – ORARI Daerah Jawa Barat, lokasi: Tangkuban Perahu
  • 146.740 MHz, Dup: -600, Tone: 88.5 – ORARI Lokal Tangerang, lokasi: Gunung Karang
  • 146.820 MHz, Dup: -600, Tone: 88.5 – ORARI Lokal Jakarta Pusat, lokasi: Jl. Gajah Mada
  • 146.860 MHz, Dup: -600, Tone: 88.5 – ORARI Lokal Jakarta Timur, lokasi: Kalimalang
  • 146.900 MHz, Dup: -600, Tone: 88.5 – ORARI Lokal Kabupaten Bogor, lokasi: Pasir Sumbul, Puncak
  • 146.940 MHz, Dup: -600, Tone: 88.5 – ORARI Lokal Tangerang Selatan, lokasi: Kantor Walikota Tangerang Selatan
  • 437.900 MHz, Dup: -5.000, Tone: 88.5 – ORARI Daerah DKI Jakarta
  • 434.620 MHz, Dup: -4.000, Tone: 88.5 – ORARI Lokal Jakarta Pusat, lokasi: Jl. Gajah Mada

Daftar RPU/Repeater RAPI

Dalam bencana banjir di awal tahun 2020, RPU RAPI ini aktif dalam koordinasi penyaluran bantuan dan update situasi daerah bencana

  • 142.020, Dup: +1500 – Pancar Ulang 1 (PACUL1)
  • 142.080, Dup: +1500 – Pancar Ulang RAPI DKI Jakarta
  • 142.960, Dup: -2000 – Panar Ulang RAPI Tangerang Selatan

Daftar RPU/Repeater Umum

RPU/Repeater umum ini berada diluar frekuensi ORARI dan RAPI. Bebas masuk asal sopan.

  • 141.110, Dup: -600, Tone: 123 – Pesona Suara Pantura, lokasi: Subang/Purwakarta
  • 140.310, Dup: -90, Tone: 88.5 – Komunitas RPU 031/Rakusser

Kalau ada yang perlu ditambah kurang silahkan diinfokan di komentar di bawah.

Terakhir diupdate: 10 Februari 2022

Rekor Antena Flowerpot 2m: 26 km

Antena base station yang dinamai flower pot (Pot Bunga) ini dipopulerkan oleh seorang Amatir Radio asal Australia bernama John dengan callsign VK2ZOI. John membagikan cara membuat antena Flower Pot untuk frekuensi VHF di tautan ini.

Antena Flower Pot dari VK2ZOI saat ini masih menjadi antena utama dari base station amatir saya. Awalnya saya mencari cara membuat antena 2 meter untuk base station, yang cukup simple, dengan bahan yang mudah didapat, dan harga yang bersahabat. Antena flower pot ini memenuhi semua kriteria di atas. Antena ini bis dibuat dengan modal kurang dari 100 ribu. Bahkan bisa lebih murah kalau kita sudah memiliki sebagian bahan sisa bangunan, seperti pipa PVC. Instruksi untuk membuat antena Flowerpot pernah saya bagikan di tautan ini.

Antena Flowerpot 2m Terpasang Di Tiang

Sejak terpasang, efisiensi antena flowerpot ini terus membuat saya kagum. Terutama, karena antena ini terbuat dari bahan-bahan sederhana yang bisa dengan mudah ditemui. Waktu yang diperlukan juga tidak banyak, hanya sekitar 1 jam.

Beberapa hari yang lalu antena Flowerpot ini baru membuat rekor baru. Hanya dengan daya 5 watt, saya bisa berkomunikasi direct/simplex dengan seorang Amatir Radio di Kelapa Gading bernama Wahyu, dengan callsign YG0GLE.

QSO Pamulang-Kelapa Gading dengan Flowerpot Antena. Jarak sekitar 26 km lebih. Confirmed with YG0GLE

Apabila diukur melalui Google Map, jarak komunikasi ini adalah 26 kilometer lebih. Komunikasi ini juga melalui area pusat kota Jakarta di sekitar Gatot Subroto, yang dipenuhi gedung-gedung pencakar langit.

Report penerimaan komunikasi dengan daya 5 watt ini cukup bersih dari kedua sisi. Komunikasi baru sedikit terganggu oleh noise ketika daya diturunkan menjadi 3 watt. Rig yang digunakan oleh saya adalah Alinco DR-135 MKIII, sedangkan YG0GLE menggunakan rig Motorola GM 338.

Jadi, untuk yang masih bingung mau pakai antena 2 meter seperti apa, ayo segera dibuat antena Flowerpot 2 meter ini.

73 de YD0SPU

Ujian Negara Amatir Radio (UNAR) Jakarta 2019

Ujian Negara Amatir Radio (UNAR) 2019 di Jakarta akan kembali diadakan tanggal 30 Juni 2019. Kali ini saya tidak ikut ujian, namun diminta beberapa teman baru di ORARI untuk membantu beberapa calon penggiat radio amatir untuk melakukan pendaftaran UNAR.

UNAR sendiri akan dilaksanakan pada:

  • Hari & Tanggal: Minggu 30 Juni 2019
  • Jam: 07:00 – Selesai
  • Lokasi: Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Jakarta Pusat (Lokasi Google Map)

Sebelum pelaksanaan UNAR, ORARI Daerah Jakarta akan melaksanakan Bimbingan UNAR (BUNAR) pada:

  • Hari & Tanggal: Sabtu 22 Juni 2019
  • Jam: 09:00 – 15:00
  • Lokasi: ORARI Daerah Jakarta, Gd. Prasada Sasana Karya Lt. 10, Jalan Suryopranoto No. 8, Jakarta Pusat (Lokasi Google Map)

Lalu bagaimana tahapan pendaftaran UNAR dan BUNAR? Dari diskusi dengan beberapa teman, dan mencari informasi untuk membantu calon peserta ujian, berikut garis besar proses pendaftaran Ujian Negara Amatir Radio (UNAR)

  1. Pendaftaran Ujian: Online via https://iar-ikrap.postel.go.id/. Harap menggunakan situs tersebut melalui komputer/laptop
  2. Syarat pendaftaran: memiliki email yang masih aktif, soft copy foto latar belakang merah dan soft copy KTP
  3. Apabila belum memiliki akun, lakukan pendaftaran akun di situs https://iar-ikrap.postel.go.id/
  4. Setelah melakukan pendaftaran akun, periksa email dari SDPPI untuk aktivasi akun. Klik tautan dalam email untuk aktivasi akun.
  5. Lanjutkan dengan masuk ke situs https://iar-ikrap.postel.go.id/ dengan akun yang sudah diaktifkan di langkah ke-4.
  6. Pilih Pendaftaran UNAR. Masukkan informasi yang dibutuhkan seperti nama, alamat, dan lain-lain. Jangan lupa untuk mengunggah pas foto berlatar belakang merah dan scan KTP.
  7. Tunggu verifikasi dari SDPPI selesai. Setelah itu akan mendapatkan invoice
  8. Biaya ujian 50 ribu dibayar via bank mandiri atau bni setelah mendapatkan invoice. Pembayaran bisa dilakukan melalui internet banking, ATM atau teller.
  9. Unduh kartu peserta ujian dari situs https://iar-ikrap.postel.go.id/ setelah pembayaran selesai. Kartu ini harus dicetak dan dibawa saat ujian.
  10. Apabila ingin mengikuti Bimbingan UNAR (BUNAR), bisa mendaftar langsung dengan menghubungi Ibu Rose di Whatsapp 085880010001 di hari kerja jam 14:00 – 21:00.

Bimbingan UNAR dilaksanakan oleh ORARI Daerah Jakarta (ODJ) untuk membantu peserta agar bisa lulus ujian. Bimbingan ini sifatnya opsional. Jadi boleh saja belajar sendiri dan tidak mengikuti BUNAR. Dan apabila sudah mengikuti BUNAR juga bukan berarti sudah pasti lulus. Kalau waktu ujian isinya asal-asalan, ya gak lulus juga.

Pengalaman saya pribadi, ikut BUNAR sangat membantu untuk lulus Ujian Negara Amatir Radio (UNAR). Dalam bimbingan dibahsa kisi-kisi soal yang sering ditanyakan, dan juga bank soal UNAR. Juga, dalam BUNAR kita dapat kesempatan untuk kenalan dengan sesama peserta ujian maupun anggota ORARI lainnya.

Ikut bimbingan atau tidak, selaamt belajar, dan semoga lulus.

73 de YD0SPU

Mengenal Istilah Radio Komunikasi

Komunikasi melalui radio komunikasi dengan melalui radio pancar ulang (repeater) bisa memperpanjang jangkauan komunikasi kita. Namun terkadang istilah yang digunakan untuk setting radio komunikasi supaya bisa menggunakan radio pancar ulang bisa jadi cukup membingungkan untuk pemula.

Terkadang, informasi setting untuk komunikasi diberikan cukup singkat, seperti contoh dibawah ini:

“Frekuensi 694, duplex -600, tone 88.5”

Informasi yang singkat itu sebenarnya sudah berisi informasi lengkap untuk setting komunikasi melalui radio pancar ulang. Ada 3 informasi yang dibutuhkan untuk setting radio komunikasi supaya bisa berkomunikasi melalui radio pancar ulang, yaitu frekuensi penerimaan (Rx), frekuensi pemancar (Tx) dan tone. Dan ketiga informasi tersebut sudah terangkum dalam kalimat diatas.

Sekarang mari kita telaah satu-satu istilah-istilah frekuensi pemancar, penerimaan dan tone, serta bagaimana menentukan angka yang tepat untuk ketiga informasi diatas.

Frekuensi Penerimaan (Receive/Rx)

Angka pertama yang harus kita tentukan adalah frekuensi penerimaan, atau sering disingkat dengan Rx. Frekuensi ini adalah frekuensi yang dipancarkan oleh repeater, dan diterima oleh perangkat radio komunikasi kita. Pada kebanyakan radio komunikasi, frekuensi ini tinggal langsung dimasukkan melalui keypad.

Dalam contoh diatas, angka frekuensi penerimaan ini adalah angka yang disebutkan setelah kata frekuensi, yaitu 694.

Frekuensi 694, duplex -600, tone 88.5″

Lalu, frekuensi berapakah itu 694? Dalam dunia radio amatir, frekuensi 694 itu adalah 146.940 MHz. Frekuensi radio amatir di VHF adalah antara 144.000-148.000. Karena dua digit pertama selalu 14, maka digit yang disebutkan adalah mulai digit ketiga. Dengan demikian, frekuensi 694 menjadi 146.940 MHz.

Frekuensi Pemancar (Transmit/Tx)

Kebanyakan radio pancar ulang (repeater) beroperasi dalam mode duplex. Artinya, selagi seorang operator radio sedang berbicara, maka operator radio lainnya bisa mendegarkan secara bersamaan. Untuk itu diperlukan frekuensi yang berbeda antara frekuensi untuk pemancar dan penerima.

Frekuensi pemancar (Tx) ini adalah frekuensi yang harus dipancarkan oleh pesawat radio kita ketika kita berbicara. Kebanyakan radio komunikasi modern otomatis memindahkan frekuensi radio ke frekuensi pemancar ketika tombol PTT ditekan. Frekuensi pemancar ini bisa ditentukan dengan menggunakan duplex.

“Frekuensi 694, duplex -600, tone 88.5″

Dari contoh diatas, duplex -600 artinya frekuensi pemancar ada di 600 KHz (atau 0.6 MHz) dibawah frekuensi penerimaan. Dalam contoh diatas, frekuensi penerimaan (Rx) adalah 146.940 MHz. Dengan demikian, frekuensi pemancaran kita adalah:

146.940 MHz - 0.6 MHz = 146.340 MHz

Cara memasukkan frekuensi pemancaran (Tx) ini berbeda pada setiap merk radio komunikasi. Dalam HT Baofeng misalnya, duplex ini dimasukkan dalam 2 menu, yaitu menu untuk frekuensi duplex, dan menu untuk duplex negatif atau duplex positif.

Tone

Angka terakhir yang diperlukan untuk komunikasi melalui repeater adalah tone. Angka ini adalah yang paling mudah ditemukan, yaitu bagian terakhir dari informasi di atas. Tapi, apakah sebenarnya tone ini?

“Frekuensi 694, duplex -600, tone 88.5

Tone adalah sebuah suara yang harus dipancarkan bersama suara kita, agar pancaran kita diterima dan dipancarkan lagi oleh radio pancar ulang/repeater. Frekuensi dari suara tersebut disebut adalah angka dalam setting tone. Dalam contoh di atas, frekuensi suara tersebut adalah 88.5 Hz.

Suara tone ini biasanya akan difilter oleh repeater atau perangkat radio kita, sehingga biasanya tidak akan mengganggu suara kita ketika didengar oleh operator penerima.

Satu lagi tentang tone ini, tidak semua radio pancar ulang/repeater memerlukan tone. Terkadang tone ini digunakan oleh pemilik radio pancar ulang/repeater, supaya repeater tidak memancarkan ulang noise dari lingkungan.

Selamat berkomunikasi di udara. 73 de YD0SPU

Antara IAR dan IKRAP

Tertarik untuk menggunakan HT untuk komunikasi? Atau memang hobi ngobrol dan ngulik radio komunikasi? Penggunaan HT dan radio komunikasi untuk hobi, dan non-komersial lainnya tetap membutuhkan ijin, supaya tidak bertabrakan dengan pengguna lainnya seperti polisi dan petugas keamanan.

Ijin ]penggunaan radio komunikasi seperti HT, untuk tujuan non-komersial, adalah berupa Ijin Amatir Radio atau Ijin Komunikasi Radio Antar Penduduk. Kedua ijin tersebut dikeluarkan oleh Direktorat Jendral SDPPI, bagian dari Kementrian Komunikasi dan Informatika. Dengan terbitnya Peraturan Menteri KOMINFO no 17/2018, kedua ijin tersebut bisa didapatkan secara daring melalui situs SDPPI: https://iar-ikrap.postel.go.id. Dengan semakin mudahnya untuk mendapatkan ijin penggunaan radio komunikasi non-komersial, tidak ada alasan untuk menggunakan radio komunikasi seperti HT tanpa ijin bukan?

Lah, kalau ada 2 ijin, mana yang sebaiknya dipilih? Mana yang lebih baik dari kedua ijin tersebut?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari kita kupas satu-satu antara Ijin Amatir Radio (IAR) dan Ijin Komunikasi Radio Antar Penduduk (IKRAP).

Ijin Komunikasi Radio Antar Penduduk (IKRAP)

Contoh Ijin Komunikasi Radio Antar Penduduk (IKRAP)

Mari kita mulai dengan Ijin Komunikasi Radio Antar Penduduk, atau disingkat dengan IKRAP. Sesuai namanya, ijin ini ditujukan untuk pengguna radio komunikasi non komersial yang hobi ngobrol.

IKRAP ini dulunya dikenal dengan radio Citizen Band, atau disingkat radio CB. Radio CB ini juga banyak diadopsi di beberapa negara. Meskipun di beberapa negara penggunaan radio CB tidak memerlukan ijin khusus, di Indonesia penggunaan radio CB dan frekuensinya masih memerlukan Ijin Komunikasi Radio Antar Penduduk (IKRAP).

Persyaratan untuk mendapatkan IKRAP relatif mudah. Yang diperlukan hanya hasil pindai KTP dan foto ukuran 3×4 dengan latar belakang biru. Kemudian melakukan di situs https://iar-ikrap.postel.go.id, dan menggunggah kedua persyaratan diatas. Setelah melakukan pembayaran maka IKRAP akan terbit dalam waktu 1 hari kerja. Untuk detail proses mendapatkan IKRAP bisa dilihat di tulisan dalam tautan berikut.

Dengan kemudahan ini, IKRAP memiliki lebih banyak keterbatasan apabila dibandingkan dengan IAR. Pertama, frekuensi yang terbatas, karena IKRAP hanya memiliki alokasi di VHF 2 meter (142 – 143.6 MHz) dan HF 10 meter (26.9 – 27.4 MHz). Batasan kedua adalah daya pancar maksimum sebesar 12 Watt di pita HF dan 25 Watt di pita VHF. Demikian juga dengan perangkat pancar ulang (repeater), hanya diijinkan di pita VHF dengan daya maksimum 50 Watt. Ketiga, IKRAP hanya diijinkan melakukan komunikasi dalam negeri saja.

Ijin Amatir Radio (IAR)

Contoh Ijin Amatir Radio (IAR)

Berbeda dengan IKRAP, Ijin Amatir Radio (IAR) adalah ijin penggunaan spektrum radio non-komersial yang ditujukan untuk pengguna radio yang hobi melakukan eksperimen. Rata-rata penggiat radio amatir ini memiliki latar belakang atau minta tinggi pada elektronika.

Ijin Amatir Radio baru bisa didapatkan setelah melalui ujian. Ujian ini disebut Ujian Negara Amatir Radio (UNAR), yang diselenggarakan oleh Balai Monitor (BALMON), bagian dari Kementrian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO). Dalam ujian ini peserta diuji mengenai pengetahuan elektronika dan teknik radio komunikasi. Setelah lulus dari UNAR, baru seseorang bisa mendapatkan Ijin Amatir Radio.

Semua kerumitan permohonan Ijin Amatir Radio diperlukan untuk memastikan seorang pemegang IAR memiliki pengetahuan cukup, karena IAR memiliki jangkauan operasional yang sangat luas. Jumlah frekuensi yang bisa digunakan jauh lebih banyak. Daya pancar yang diperbolehkan juga jauh lebih besar. Bahkan, Ijin Amatir Radio ini merupakan ijin yang diakui secara internasional, sehingga apabila berkomunikasi dengan radio amatir dari negara lain, seorang pemegang IAR juga mewakili Indonesia. Maka dari itu, materi yang diujikan dalam UNAR juga sesuai dengan standar internasional.

Untuk yang berminat mendapatkan IAR, pendaftaran untuk mengikuti UNAR bisa dilakukan secara daring. Cara pendaftaran bisa dilihat dari tautan ini.

Ijin Manakah Yang Cocok

Untuk menentukan ijin mana yang lebih cocok, antara Ijin Amatir Radio (IAR) atau Ijin Komunikasi Radio Antar Penduduk (IKRAP), pertama-tama perlu dilihat minat dalam radio komunikasi. Apakah minat anda hanya sekedar ngobrol, atau tertarik untuk melakukan eksperimen, membuat antena, bahkan berkomunikasi dengan satelit? Apabila hanya ngobrol, maka IKRAP lebih mudah untuk didapatkan. Tetapi apabila minat untuk eksperimen, hal ini hanya bisa dilakukan dengan Ijin Amatir Radio.

Kedua, apakah bersedia mempersiapkan diri untuk mengikuti UNAR? Materi elektronika dan teknik radio yang diujikan dalam UNAR membutuhkan persiapan, terutama bagi yang tidak memiliki latar belakang elektronika.

Atau kalau masih bingung, bisa juga dipilih keduanya. IAR dan IKRAP bisa dimiliki secara bersamaan, sehingga bisa dimulai dari memiliki IKRAP dulu karena lebih mudah, lalu dilanjutkan ikut UNAR dan mendapatkan Ijin Amatir Radio.

Ijin manapun yang akhirnya dipilih, perlu diingat bahwa IAR dan IKRAP adalah ijin penggunaan radio untuk keperluan non-komersial. Artinya tidak boleh dipergunakan untuk keperluan bisnis, serperti untuk bisnis sekuriti, pergudangan, kapal, event organizer, dan lain-lain. Untuk keperluan bisnis, ada jalurnya lagi untuk mendapatkan ijin frekuensi.

Sampai jumpat di udara, 73 de YD0SPU.


Ijin Amatir Radio, Hasil Sebuah Penantian Panjang

Mendapatkan Ijin Amatir Radio buat saya adalah hasil dari penantian panjang. Bukan saja hanya menunggu dari sejak selesai ujian tanggal 23 September 2018, hingga IAR selesai di akhir Februari 2019, sekitar 5 bulan. Ijin Amatir Radio ini merupakan salah satu cita-cita yang sudah ada sejak kuliah sekitar 20 tahun silam.

Ketertarikan saya terhadap dunia radio berawal dari masa kuliah di tahun 1990-an. Sebagai mahasiswa jurusan elektro, saya diperkenalkan dengan dunia radio pada masa kemping ospek mahasiswa baru di tahun ketiga kuliah. Tidak banyak yang diperkenalkan. Hanya sebatas fungsi HT, basecamp yang juga merangkap sebagai stasiun pancar ulang (repeater), dan fungsi duplex untuk komunikasi via repeater. Pada saat itu dimana telepon genggam masih sebuah barang mewah untuk mahasiswa seperti saya, komunikasi nirkabel melalui HT adalah sesuatu yang keren.

Perlengkapan radio komunikasi seperti HT saat itu dijual di daerah Glodok. Merek-merek dari Jepang seperti Icom dan Kenwood merajai pasar ini, sementara merek Amerika diwakili oleh Motorola. Harganya cukup mahal,, sekitar 2 jutaan. Ditambah krisis moneter yang melanda Asia Tenggara di tahun 1997-1998, termasuk Indonesia, membuat harga perlengkapan impor seperti HT menjadi melambung. Saya pun melupakan hobi ini semenjak lulus kuliah.

Entah kenapa di tahun 2015 minat saya terhadap radio komunikasi kembali muncul. Dengan difasilitasi oleh toko daring, saya membeli HT Baofeng, buatan China dengan harga sekitar 500 ribu. Harga yang sangat murah dibandingkan harga HT Jepang atau Amerika di tahun 1998. Sambil menunggu kiriman tiba saya juga mencari tahu proses perijinan penggunaan radio komunikasi. Saat itu saya menemukan dua jenis ijin untuk penggunaan non-komersial, yaitu Ijin Radio Amatir (IAR) dan Ijin Komunikasi Radio Antar Penduduk (IKRAP).

Tantangan selanjutnya adalah bagaimana cara mendapatkan salah satu, atau kedua ijin tersebut? Yang ajaib, di tahun 2015 dimana internet sudah bisa diakses melalui telepon genggam, informasi mengenai IAR dan IKRAP sangatlah minim. Sesaat saya berpikir bahwa hobi ini sedang mati perlahan-lahan, karena orang lebih memilih berkomunikasi melalui internet. Lagi-lagi saya melupakan hobi ini, dan HT Baofeng yang sudah terlanjur saya beli hanya menjadi sarana untuk mendengarkan radio patroli jalan raya atau pertugas keamanan di lingkungan perumahan.

Tiga tahun kemudian, di awal tahun 2018 disaat sedang tidak terlalu sibuk, pencarian mengenai IAR ini mengantar saya ke rancangan peraturan Menkominfo mengenai pengurusan IAR dan IKRAP secara online. Ah, ternyata hobi ini belum mati. Rancangan peraturan Menkominfo ini mulai di uji coba dengan pendaftaran Ujian Negara Amatir Radio (UNAR). Hasil ujian diumumkan di hari yang sama, jauh lebih cepat dari UNAR sebelumnya yang bisa makan waktu berminggu-minggu untuk mendapatkan hasil.

Setelah dinyatakan lulus UNAR, proses perndaftaran IAR dan Kartu Tanda Anggota (KTA) ORARI masih dilakukan secara manual mengikuti peraturan Menkominfo lama yang saat itu masih berlaku. Peraturan tersebut menyatakan kalau IAR dan KTA ORARI akan selesai dalam waktu 10 hari kerja sejak berkas diterima oleh SDPPI, bagian dari Kementrian KOMINFO yang bertugas mencetak IAR. Akan tetapi, hingga 2 bulan lebih masih belum ada kabar.

Rancangan Peraturan Menkominfo tersebut sudah menjadi peraturan yang resmi tepat di hari terakhir 2018. Dalam PERMEN KOMINFO 17/2018 tentang Radio Amatir dan Komunikasi Radio Antar Penduduk disebutkan kalau IAR & IKRAP secara daring akan diterbitkan 1 hari kerja sejak pembayaran diterima. Saya sempat berharap kalau permohonan IAR saya akan mengikuti peraturan yang baru ini. Tetapi, karena sudah terlanjur diserahkan sebelum peraturan ini berlaku, maka masih mengikuti peraturan lama, dan masih harus menunggu lagi.

Hingga akhirnya di akhir Februari 2019 saya mendapatkan kabar kalau IAR dan KTA sudah selesai dicetak. Yah, hitung-hitung, IAR yang saya terima merupakan batch terakhir yang masih berupa kartu plastik, karena IAR yang diterbitkan secara daring hanya berupa file PDF.

Sampai jumpa di udara 73 de YD0SPU

Daftar Gateway eQSO ORARI

eQSO adalah teknologi Voice over IP (VoIP) yang terhubung dengan frekuensi radio, melalui eQSO gateway. Di dalam dunia radio amatir Indonesia, eQSO dimanfaatkan untuk menghubungkan beberapa gateway VHF di seluruh Indonesia, sehingga bisa digunakan untuk komunikasi antar pulau melalui frekuensi 2m.

Berikut ini adalah frekuensi eQSO gateway yang terhubung dalam jaringan eQSO ORARI Digital. eQSO gateway ini dikelola oleh para sukarelawan radio amatir, sehingga kadang-kadang mungkin tidak aktif.

  1. Gateway Pamulang, Tangerang Selatan (YD1VCN-L): 147.660
  2. Gateway Cikampek (YD1JQC-L): 147.480 Tone 88.5
  3. Gateway Laskar Antasari, Banjarmasin (YC7HVD-L): 147.600
  4. Gateway Swadharma, Makasar (YC8EAJ-L):
  5. Gateway Manakarra, Mamuju (YE8DWC-L):
  6. Gateway Bastari Tapin, Kalimantan Selatan (YB7NRA-L): 146.420 Tone 88.5 (Off)
  7. Gateway Kris Bali, Denpasar: 147.440 Tone 123
  8. Gateway Haumenidul, Kupang (YD9ZNC-L): 147.880 (Off)
  9. Gateway Purwokerto, Banyumas (YD2IBV-L): 147.720 (Off)
  10. Gateway Polonia, Medan (YD1CKA-L): 147.600 (Off)
  11. Gateway Jejama, Tangerang (YD1SCY-L): 147.680 Tone 88.5 (Off)
  12. Gateway Triton Kaimana, Papua Barat (YC9ZVT):
  13. Gateway Mansinam Manokwari, Papua Barat (YB9VY-L): 147.420

Gateway yang ditandai dengan huruf tebal adalah gateway yang sudah pernah saya coba sendiri. Terakhir diupdate tanggal 21 Januari 2020

73 de YD0SPU

Ber-eQSO di Room Nasional

eQSO adalah sebuah sistem komunikasi Radio over IP (RoIP) yang dikembangkan oleh penggiat radio amatir. Nama eQSO berasal dari Q-code QSO, yang artinya pertukaran informasi telah terjadi dalam dunia komunikasi radio. Penambahan huruf ‘e’ sehingga menjadi eQSO melambangkan bahwa komunikasi terjadi melalui internet, seperti halnya email.

Malam ini saya mencoba untuk pertama kalinya ikut NET Room NASIONAL di eQSO Indonesia. Rencana awal ingin mencoba gateway eQSO Pamulang. Tapi sepertinya malam ini eQSO Gateway Pamulang sedang tidak aktif. Akhirnya dicoba alternatif lain menggunakan aplikasi eQSO PMR Radio yang bisa diunduh di website PMR Radio atau melalui website ordigi.net. Setting dari aplikasi eQSO bisa dilihat pada gambar di bawah ini.

Sebelum menekan tombol PTT dan melakukan check in, saya mendengarkan 1-2 putaran NET untuk mengetahui siapa NET control malam ini dan menilai kualitas koneksi. NET control malam ini adalah YD6ROA dengan operator Aris.

“Sierra Papa Uniform, diulang, Sierra Papa Uniform”, saya memulai check in pada NET Room Nasional eQSO Indonesia dengan mengeja suffix callsign. Setelah menunggu beberapa saat, NET Control memanggil callsign saya. Pertukaran berita yang terjadi adalah volume microphone saya yang agak kecil, namun masih bisa terdengar.

Check in perdana malam ini berlangsung lancar. NET Control bung Aris pun menyambut saya sebagai peserta baru di NET Room Nasional eQSO Indonesia. Rencana selanjutnya adalah dengan melakukan NET Check In dengan menggunakan radio genggam apabila eQSO gateway Pamulang sudah kembali mengudara.

73 de YD0SPU

Setelah UNAR: Ijin Amatir Radio (IAR) dan KTA Orari

Jadi, setelah mendaftar Ujian Negara Amatir Radio, mengikuti bimbingan ujian yang diadakan oleh ORARI Daerah Jakarta (ODJ), saya akhirnya dinyatakan lulus dan mendapatkan Surat Kecakapan Amatir Radio (SKAR). Dengan sistem online ini hasil SKAR saya terima melalui email kurang dari 24 jam setelah Ujian selesai.

Selanjutnya setelah mendapatkan SKAR, waktunya mengurus Ijin Amatir Radio dan Kartu Tanda Anggota ORARI. Ijin Amatir Radio (IAR) ini semacam Surat Ijin Mengemudi (SIM) untuk kendaraan, tapi bukan dikeluarkan oleh POLDA, melainkan oleh Dirjen SDPPI, Kementrian Komunikasi dan Informatika.  Nah, karena dikeluarkan oleh KEMENKOMINFO, yang juga menyelenggarakan UNAR, saya sempat berharap kalau IAR ini juga akan dikeluarkan secara online. Setelah menunggu 1-2 hari dan cek ke BALMON, ternyata IAR harus diurus melalui ORARI.

Berhubung alamat saya di Jakarta Selatan, maka saya menghubungi ORARI Lokal Jakarta Selatan. Oleh pengurus lokal saya diarahkan langsung ke ORARI Daerah Jakarta (ODJ). Alamat ORARI Daerah Jakarta bisa dicari di google map. Jam kerja ORARI Daerah Jakarta adalah Senin – Jum’at, dari jam 2 siang hingga 9 malam.

Persyaratan yang harus dibawa pada saat pengurusan IAR dan Kartu Tanda Anggota (KTA) ORARI untuk anggota baru tingkat siaga:

  1. Foto 3×4 sebanyak 6 buah, dengan latar belakang merah
  2. KTP asli atau fotocopy
  3. Surat Kecakapan Amatir Radio (SKAR)
  4. Membayar uang iuran untuk IARU, ORARI dan KEMENKOMINFO, seragam dan papan callsign, total sebesar Rp. 695.000

Di ODJ saya dibantu oleh Mbak Ros. Setelah menandatangani beberapa formulir, saya pun mendapatkan callsign YD0SPU. Belum resmi, karena IAR dan KTA masih belum jadi. “Mudah-mudahan akhir Oktober bisa jadi ya”, kata Mbak Ros.

Sampai jumpa di udara……..